Tuesday, August 11, 2009

Apakah Refinement itu ?

Dalam suatu analisis data difraksi, orang (terutama dalam tulisan ilmiah berbahasa Inggris) sering menyebutkan "refinement". Ada sekelompok orang yang menterjemahkannya sebagai "penghalusan" dalam tulisan ilmiah berbahasa Indonesia. Celakanya, kelompok tersebut mengartikan data refinement sebagai penghalusan data. Weleh-weleh ... masak sih datanya dihaluskan ? Manipulasi data dong ? Jadi apa sih refinement itu ? Definisinya apa ? Apa ada padanan katanya dalam bahasa Inggris ? Kalau sudah tahu padanan katanya dalam bahasa Inggris, harusnya bisa dong menterjemahkannya ke bahasa Indonesia ? Apa ada kata baku nya dalam bahasa Indonesia ?

Menurut http://www.answers.com/topic/refinement, definisi refinement adalah:
  1. The act of refining.
  2. The result of refining; an improvement or elaboration.
  3. The state or quality of being refined; cultivation, as in manners or taste.
  4. A keen or precise phrasing; a subtle distinction.
Definisi tersebut akan lebih jelas jika kita gunakan pula kata lain dari refinement berdasarkan thesaurus juga dari website yang sama:
  1. The act or process of removing physical impurities: clarification, purification.
  2. High style in quality, manner, or dress: quality. Informal class. See style/good style/bad style.
  3. Enlightenment and excellent taste resulting from intellectual development: civilization, cultivation, culture.
  4. The ability to distinguish, especially to recognize small differences or draw fine distinctions: discrimination
Dari hal di atas, yang sangat relevan dengan proses refinement adalah kata clarification atau purification. Refinement adalah suatu proses pemilahan data penting dari data tak penting sehingga diperoleh informasi yang dapat membedakan sifat dasar dari cuplikan (sample) yang satu dengan yang lain. Dalam suatu proses karakterisasi bahan/cuplikan/sample, informasi tak penting biasanya terkait dengan instrumen/alat yang tidak berubah untuk cuplikan yang berbeda. Sebaliknya, dalam suatu proses karakterisasi instrumen/alat, informasi tak penting terkait dengan bahan standard. Untuk difraksi yang merupakan proses karakterisasi struktur kristal, informasi penting adalah struktur kristal yang merupakan jenis dan posisi atom. Perhatikan bahwa untuk kristal, posisi atom tersebut cukup dibatasi pada satu sel satuan kristal. Posisi atom dalam sel satuan tersebut membawa dimensi panjang, namun dimensi panjang tersebut biasa di letakkan dalam parameter kisi, sementara posisi atom dinyatakan sebagai suatu bilangan pecahan tak berdimensi antara 0 sampai dengan 1. Jadi, aku cenderung mengartikan data refinement sebagai pemilahan data.

Atau ada pendapat lain .... ?

4 comments:

Anonymous said...

Dear Pak Agus Purwanto yth.,

Salah satu cara analisis data difraksi adalah dengan mencocokkan pola difraksi terhitung (calculated) dengan pola difraksi terukur (observed). Pola terhitung didasarkan pada (biasanya) persamaan matematis yang mengandung parameter-parameter fisis atau matematis. Pada awal pencocokan, pola terhitung hampir pasti tidak cocok dengan pola terukur. Kemudian, pencocokan dilakukan dengan mengubah-ubah (adjusting) nilai-nilai parameter pada pola terhitung itu. Inilah yang dinamakan refinement. Kita menyebutnya penghalusan, karena perbedaan antara yang terhitung dan terukur makin lama makin kecil, alias semakin halus. Jadi tidak ada faktor pemilahan dalam refinement.

Tentang pemilahan data sendiri, secara statistik dan eksperimental, kadang-kadang diperlukan asal ada justifikasi ilmiah yang melandasi. Bukankah kita mengenal istilah 'outliers'?

Demikian dari saya. Sukses selalu, maju terus difraksi di Indonesia.

Salam dari timur,


Suminar Pratapa - ITS

Agus Purwanto said...

Terimakasih atas "refinement" nya pak Suminar.

Keterangan anda bersandar pada proses yang terjadi pada refinement, dimana perbedaan antara yang terhitung dan terukur makin lama makin kecil, alias semakin halus. Namun mengapa timbul anak kalimat "alias semakin halus" ? Terkait dengan kata data refinement, apakah bisa disebut sebagai penghalusan data ? "Penghalusan" kan biasa disebut sebagai "smoothing" ? Dikaitkan lagi dengan penjelasan anda, apakah "data" disini berarti "perbedaan antara yang terhitung dan terukur" ?

Mengenai outliers, sebenarnya proses refinement menggunakan software yang pada umumnya menggunakan metoda least-squares. Metoda tersebut bersandar pada statistik Gaussian yang merupakan subset dari statistik Bayesian. Statistik Gaussian hanya mempunyai Likelihood distribution dan tidak mempunyai prior distribution. Sementara statistik Bayesian mempunyai keduanya. Kalau proses pemilahan outliers ingin dilakukan secara otomatis tanpa mengorbankan statistik, statistik Bayesian dapat digunakan dengan memberikan prior distribution sesuai kasus yang ditangani.

Kalau kata refinement diartikan sebagai pencocokan yang terhitung dengan terukur, saya kuatir akan timbul miskonsepsi dimana parameter dari model tidak lagi penting. Miskonsepsi itu akan membuat peneliti berlomba untuk mencocokkan saja, tanpa memperhatikan bahwa parameter yang dihasilkan harus mengandung arti. Contoh yang sering adalah
parameter termal dan FWHM bernilai negatif tidak akan dipermasalahkan bagi peneliti tersebut.

Saya sendiri memang masih mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk refinement. Mungkin "pemilahan" memang tidak tepat. Bagaimana dengan "klarifikasi" atau "pembuktian" ? Maka "data refinement" berarti "klarifikasi data" (dengan model berparameter sesuai sehingga yang terhitung sedekat mungkin dengan yang terukur). Sebagai pembanding, kita dapat baca resensi buku walaupun tidak spesifik terkait dengan difraksi) di google dengan alamat website berikut:
http://books.google.co.id/books?id=2Zl5Dkas_rAC&dq=data+refinement&printsec=frontcover&source=bl&ots=ybZwRIBmJA&sig=agMwJAZYGJDf1IbvWzd-RCT9B2U&hl=id&ei=4gCFSozKDpbU7APV0PX6Aw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2#v=onepage&q=&f=false

Atau ide lain .......... ? (yach kalau sulit, tulis saja kata refinement dengan cetak miring).

Anonymous said...

Baru sekali saya masuk yang namanya blog, ya di Difraksinya Pak Agus Purwanto ini. Saya ingin sedikit tambahkan lagi tentang refinement...

Yang pertama tentang frasa 'alias semakin halus', maksudnya yang semakin halus (finer, makin kecil) adalah selisih kedua pola.

Kedua, mohon dicek lagi pak, saya tidak mengatakan ada 'data refinement', karena tidak ada istilah itu. Kalau 'data analysis using refinement method' ada. Data di-smooth ada, tetapi di-refine tidak ada. (iya ya, smoothing juga bisa diartikan penghalusan).

Ketiga, tentang outliers, kayaknya ok-ok saja.

Berikutnya, refinement diartikan pencocokan bisa menimbulkan miskonsepsi. Bisa saja begitu, soalnya yang namanya pencocokan bisa saja dengan fungsi matematis with no physical basis at all. Makanya ada yang membandingkan (mathematical) fitting dengan (physical) modelling. Tinggal pilih saja, yang penting pemaknaannya benar.

Terakhir, saya kira kita tidak perlu repot dengan pemilihan kata. Maksud saya bukan untuk mengabaikan bahasa, tapi kalau konsep yang disampaikan benar, tentu pemilihan istilah hanyalah hal yang mengikuti. Para ilmuwan di luar pun kadang-kadang 'in dispute' dalam hal-hal seperti. Apakah 'Rietveld method' atau 'the Rietveld method'? Apakah 'functionally gradient materials' atau 'functionally graded materials'? Ini semua menambah seru dinamika perkembangan ilmu.

Salam sukses.

Suminar Pratapa

Agus Purwanto said...

Mengenai istilah "data refinement", sebenarnya istilah itu bukan pak Suminar yang mengatakannya. Saya mengungkapkannya karena terbingung-bingung. Istilah itu memang ada, misalnya pada artikel :
Acta Cryst. (1981). A37, 857-863 [ doi:10.1107/S0567739481001873 ]
Joint X-ray and neutron data refinement of structural and charge density parameters
P. Coppens, R. Boehme, P. F. Price and E. D. Stevens
yang abstractnya dapat dibaca (artikel penuhnya dapat didownload kalau berlangganan) di
http://scripts.iucr.org/cgi-bin/paper?S0567739481001873

Salam sukses kembali pak. Saya senang dengan komentar semacam ini, karena membuat saya harus terus belajar.